11:14 PM | Posted in
Lionking City. Selama ini mungkin kita kurang begitu familiar dengan nama kota Singaraja apalagi kabupaten Buleleng, padahal menurut sejarahnya pada abad ke-17 dan abad ke-18 Singaraja merupakan pusat kerajaan Buleleng. Pada tahun 1846 bangsa Belanda menjajah bagian Bali utara. Kemudian Singaraja sempat menjadi ibu kota Kepulauan Sunda Kecil dan ibu kota Bali sampai dengan tahun 1958, jadi sebelum Denpasar menjadi ibukota propinsi Bali, dahulunya Singaraja merupakan pusat pemerintahan di pulau Bali, saat ini Singaraja merupakan ibukota kabupaten Buleleng.

Untuk menuju kota Singaraja ini dapat ditempuh selama lebih kurang 2 jam dari kota Denpasar dengan menggunakan mobil atau bis, sepanjang perjalanan dari Denpasar menuju Singaraa kita dapat menikmati pemandangan maha karya Tuhan yang sangat-sangat beautiful alias indah. Sehingga perjalanan kita tidak akan pernah membosankan. Suasana kota ini sangat sejuk dan nyaman, tidak sepadat dan sebising kota Denpasar dan memiliki banyak sekali obyek wisata yang tidak kalah indahnya dengan obyek wisata yang ada di kabupaten lain di Bali.

Pantai Lovina
Tempat wisata yang paling tersohor adalah Pantai Lovina, terletak sekitar 9 Km sebelah barat kota Singaraja, ini merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Bali Utara. Wisatawan baik asing maupun lokal banyak yang berkunjung ke sana, selain untuk melihat pantainya yang masih alami, juga untuk melihat ikan lumba-lumba yang banyak terdapat di pantai ini. Dengan menyewa perahu nelayan setempat, kita dapat mendekati lumba-lumba. Berbagai penginapan mulai dari Inn hingga Cottages tersedia dengan harga yang sangat terjangkau.

Air Terjun Gitgit
Air Terjun ini terletak di Desa Gitgit Kecamatan Sukasada. Dari Kota Singaraja berjarak 11 km ke arah selatan menuju Desa Pancasari dan Bedugul. Air terjun yang berketinggian ± 35 meter ini sangat asri dan memiliki panorama yang indah dan berada di lingkungan yang berhawa sejuk. Turun dengan jalan kaki setelah melewati tempat Parkir Gitgit, beberapa pemuda lokal yang diorganisir oleh desa adat setempat menawarkan jasa mengantar para wisatawan menuju wisata air terjun yang indah ini. Disamping suara deburan air terjun dan kicauan burung, hamparan sawah, perkebunan cengkeh dan kopi / begitu pula tumbuhan bambu sepanjang jalan menuju air terjun menyuguhkan suasana damai dan alami.

Gedong Kertya dan Museum Buleleng
Gedong Kertya dan Museum Buleleng terletak di lingkungan Pura Seni Sasana Budaya Singaraja, tepatnya di jalan Veteran no. 23 Singaraja. Gedong Kertya adalah perpustakaan lontar yng ada hanya satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Terdapat koleksi dan salinan teks tulisan tangan yang berhubungan dengan Kesusastraan Bali, mitos, pengobatan, mantra-mantra, sastra religius dan lain-lain. Terdapat juga lontar berisikan gambar berbentuk komik yang disebut “prasi”. Terdapat sekitar 4000 lontar tersimpan di perpustakaan ini yang disimpan dalam sebuah kotak kayu.

Beberapa meter di sebelah timur Gedong Kertya, terdapat Museum Buleleng yang didirikan pada tanggal 30 Maret 2002, dimana tersimpan koleksi-koleksi yang meliputi benda-benda Peninggalan Purbakala seperti sarkofagus, patung, senjata dan lainnya. Benda-benda Seni seperti Lukisan, kain-kain, Kerajinan Emas dan perak dan lainnya benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Bali Utara seperti alat pertanian dan alat nelayan.

Pelabuhan Buleleng
Terletak disebelah pesisir utara Kota Singaraja. Dijaman dulu ketika Singaraja sebagai ibu kota dari Nusa Tenggara adalah merupakan pusat pelayaran yang penting. Keputusan memindahkan Ibu Kota Propinsi Bali dari Bali Utara ke Bali Selatan adalah berdasarkan dibaginya Nusa Tenggara menjadi 3 propinsi, membuat Pelabuhan Buleleng menjadi kurang berfungsi. Kemerosotan pelabuhan buleleng mencapai puncaknya ketika pembangunan Pelabuhan Celukan Bawang ± 40 km arah Barat Singaraja. Namun sejak Tahun 2005 bekas Pelabuhan Buleleng ini telah ditata oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dengan penataan taman serta bekas dermaga kayu yang sudah usang diperbaharui dilengkapi dengan sarana restauran terapung.

Puri Buleleng
Sampai saat ini rakyat Buleleng masih bangga memiliki sisa bangunan Puri Raja Buleleng yang dibangun Dinasti Ki Barak Panji Sakti yang tersohor. Dua puri yang ada sekarang ini diantaranya satu terdapat di Jalan Veteran dan lainnya terdapat di Jalan Gajah Mada. Bangunan yang ada di dalamnya baik tempat tidur, kamar tamu, pertamanan, merajan (tempat suci), perpustakaan dan senjata-senjata, masih tersimpan rapi dan disakralkan oleh keluarga raja. Perhatian pemerintah daerah terhadap puri ini sudah menampakan kemajuan. Ini terbukti dengan datangnya bantuan pemerintahan dengan merehabilitasi bagian-bagian beberapa bangunan kedua puri yang hampir mendekati kerapuhan. Wisatawan bisa mengunjungi kedua puri ini kapan saja terhitung mulai pukul 8.00 sampai 5.00.

Desa Beratan
Desa Beratan terletak disebelah selatan Kota Singaraja. Kurang lebih berjarak hanya 1 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Buleleng. Desa ini dikenal sebagai pengrajin emas dan perak. Pengrajin setempat memiliki style unik yang terkenal dengan Style Beratan. Wisatawan dapat berkunjung ke tempat pengrajin bekerja sambil melihat-lihat cara pengrajin mengolah bahan mentah menjadi bahan kerajinan emas dan perak. Hasil karya mereka juga dipajangkan dan bila berniat wisatawan boleh membeli.

Pura Dalem Sangsit
Pura Dalem Sangsit adalah sebuah pura yang terletak sekitar 8 km dari Singaraja, Bali dan sekitar 500 km dari Sangsit. Pura ini diperuntukkan bagi dewa-dewi Hindu di kala orang meninggal. Pura ini terletak di dekat sebuah kuburan. Relief pura ini terutama menceritakan mitologi Bali Bima swarga atau Bima di kahyangan, yang merupakan bagian dari epos Mahabharata. Di sini diceritakan bagaimana perjalanan Bima ke neraka dan surga dalam rangka mencari ibunya.

Air/Yeh Sanih
Air Sanih atau Yeh Sanih adalah tempat wisata yang terletak sekitar 17 km dari Singaraja, Bali. Tempat ini merupakan tempat permandian dengan sumber air. Menurut legenda tempat ini merupakan tempat permandian bagi pasangan muda. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, sumber air ini mempunyai asal-usul dari Danau Batur yang letaknya ratusan kilometer dari tempat ini. Air dari sumber ini sering digunakan dalam upacara agama Hindu. Di tempat ini juga dapat ditemui pura yang diujukkan kepada dewa Wisnu.

Rice Terrace Ambengan
Ambengan, sebuah desa yang posisinya di atas bukit hijau di Kecamatan Sukasada yang jaraknya sekitar 6 km sebelah selatan kota Singaraja. Karena letaknya di daerah perbukitan serta mayoritas penduduknya bertani, desa ini dihiasi oleh hamparan sawah yang sangat indah. Disamping potensi terraseringnya, Ambengan juga memiliki lebih dari empat air terjun dan beberapa buah kolam alami yang cukup lebar serta sangat eksotis yang sering disebut sebagai sebuah taman yang tersembunyi, dimana para wisatawan bisa berenang sambil menikmati hawa sejuk.

Selain obyek wisata diatas,masih banyak lagi tempat-tempat indah lainnya yang wajib dikunjungi.Nah kalau anda sedang liburan ke Bali luangkanlah waktu untuk berkunjung ke Singaraja, dijamin gak bakal rugi deh.
Category:
��

Comments

0 responses to "Jalan-Jalan ke Singaraja"